SOSIOLOGI & POLITIK

TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI

1.    Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun). Auguste Comte sangat prihatin terhadap anarkisme yang merasuki masyarakat saat berlangsungnya Revolusi Perancis. Oleh karena itu Comte kemudian mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan untuk kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan sosial. Aliran positivis percaya akan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial.
Sebagai usahanya, Comte mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagai sosiologi. Comte berupaya agar sosiologi meniru model ilmu alam agar motivasi manusia benar-benar dapat dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika sosial (perubahan sosial).
Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan abstrak), hingga tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains). Pandangan evolusioner ini mengasumsikan bahwa masyarakat, seperti halnya organisme, berkembang dari sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.

2.    Emile Durkheim (1859-1917)
David Émile Durkheim (lahir 15 April 1859 – meninggal 15 November 1917 pada umur 59 tahun) dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
Untuk menjelaskan tentang masyarakat, Durkheim berbicara mengenai kesadaran kolektif sebagai kekuatan moral yang mengikat individu pada suatu masyarakat. Melalui karyanya The Division of Labor in Society (1893). Durkheim mengambil pendekatan kolektivis (solidaritas) terhadap pemahaman yang membuat masyarakat bisa dikatakan primitif atau modern. Solidaritas itu berbentuk nilai-nilai, adat-istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama dalam ikatan kolektif. Masyarakat primitif/sederhana dipersatukan oleh ikatan moral yang kuat, memiliki hubungan yang jalin-menjalin sehingga dikatakan memiliki Solidaritas Mekanik. Sedangkan pada masyarakat yang kompleks/modern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah menurun karena terikat oleh pembagian kerja yang ruwet dan saling menggantung atau disebut memiliki Solidaritas Organik.
Selanjutnya dalam karyanya yang lain The Role of Sociological Method (1895), Durkheim membuktikan cara kerja yang disebut Fakta Sosial, yaitu fakta-fakta dari luar individu yang mengontrol individu untuk berpikir dan bertindak dan memiliki daya paksa. Ini berarti struktur-struktur tertentu dalam masyarakat sangatlah kuat, sehingga dapat mengontrol tindakan individu dan dapat dipelajari secara objektif, seperti halnya ilmu alam. Fakta sosial terbagi menjadi dua bagian, material (birokrasi dan hukum) dan nonmaterial (kultur dan lembaga sosial).
Dua tahun kemudian melalui Suicide (1897), Durkheim berusaha membuktikan bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial (fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri. Dalam karya itu disimpulkan ada 4 macam tipe bunuh diri, yakni bunuh diri egoistik (masalah pribadi), altruistik (untuk kelompok), anomik (ketiadaan kelompok/norma), dan fatalistik (akibat tekanan kelompok). Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa faktor derajat keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi sosial) sebagai faktor kunci untuk melakukan bunuh diri.

3.    Karl Marx (1818-1883)
Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 – meninggal di London, Inggris, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Karl Marx melalui pendekatan materialisme historis percaya bahwa penggerak sejarah manusia adalah konflik kelas. Marx memandang bahwa kekayaan dan kekuasaan itu tidak terdistribusi secara merata dalam masyarakat. Oleh karena itu kaum penguasa yang memiliki alat produksi (kaum borjuis/kapitalis) senantiasa terlibat konflik dengan kaum buruh yang dieksploitasi (kaum proletar).
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau tak mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan pengejaran keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini menjadi bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya menentukan berapa banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonomi menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang telah terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996: 50): semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua perubahan sosial adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya ekonomi adalah faktor dominan, perubahan dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi dapat dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi, individu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas premis-premis ilmiah (materialisme historis), bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik, manusia dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka

4.    Selo Soemardjan 
Bergelar komplit Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan, terlahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 & wafat di Jakarta terhadap 11 Juni 2003 kepada usia 88 thn ini dikenal juga sebagai Bpk sosiologi Indonesia. Tidak Sedikit sekali buku acuan sosiologi & anthropologi Indonesia bersumber atau berpegangan kepada buku-buku ia. Nama Selo Soemardjan demikian kenthal dalam ingatan beberapa orang yg sempat menuntut ilmu ilmu sosial & kebudayaan di Indonesia. 
Dirinya yaitu pendiri sekaligus Dekan mula-mula Fakultas Ilmu Wawasan Kemasyarakatan (sekarang FISIP-UI). 
Dirinya dikenal teramat patuh aturan & senantiasa berikan teladan konkret. Dirinya orang yg tak menyukai memerintah, namun berikan teladan. Hidupnya lurus, bersih, & sederhana. Dia tokoh yg memerintah bersama teladan, layaknya disampaikan pembisnis berhasil Soedarpo Sastrosatomo. Menurut Soedarpo, integritas itu serta yg menciptakan mendiang Sultan Hamengku Buwono IX berpesan terhadap putranya, Sultan Hamengku Buwono X supaya senantiasa mendengarkan & meminta nasihat terhadap Selo jika berkaitan persoalan sosial kemasyarakatan.
Dirinya orang yg tak sempat berakhir berpikir & bertindak. Beliau dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro, ialah petinggi tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- demikian nama aslinya-mendapat pendidikan Belanda. 
Nama Selo ia peroleh sesudah jadi camat di Kab Kulonprogo. Ini memang lah trick kusus Sultan Yogyakarta membedakan nama petinggi cocok daerahnya masing-masing. Kala menjabat camat inilah dia merasa memulai kariernya sbg sosiolog. "Saya yakni camat yg mengalami penjajahan Belanda, masuknya Jepang, dilanjutkan bersama era revolusi. Masalahnya tidak sedikit sekali," katanya sebuah dikala sama seperti ditulis Kompas. Pengalamannya sbg camat menciptakan Selo jadi peneliti yg bisa menyodorkan alternatif pemecahan beraneka ragam persoalan sosial dengan cara jitu. Ini pun yg membedakan Selo bersama peneliti lain. 
Juga Sebagai ilmuwan, karya Selo yg telah dipublikasikan ialah Social Changes in Yogyakarta (1962) & Kegiatan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir dia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Kampus Gadjah Mada (UGM) kepada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam wujud piagam, lencana, & banyaknya duit.

5.    Arief Budiman
Tidak Sedikit yg tak tahu bahwa Arief Budiman merupakan kakak kandung dari Soe Hok Gie yg wafat dunia yang merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Lahir di Jakarta, 3 Januari 1941, dilahirkan dgn nama Soe Hok Djin, yaitu satu orang aktivis demonstran Angkatan '66 dengan bersama adiknya, Soe Hok Gie. Terhadap dikala itu beliau tetap jadi mahasiswa Fakultas Psikologi Kampus Indonesia di Jakarta. Ayahnya seseorang jurnalis yg bernama Soe Lie Piet.
Sejak periode mahasiswanya, Arief telah aktif dalam kancah politik Indonesia, dikarenakan dirinya ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan kepada th 1963 yg menentang kegiatan LEKRA yg dianggap memasung kreativitas kaum seniman.
Kendati ikut melahirkan Orde Baru, Arief bersikap amat kritis kepada politik pemerintahan di bawah Soeharto yg memberangus oposisi & seterusnya diperparah bersama praktik-praktik korupsinya. Kepada pemilu 1973, Arief & kawan-kawannya mencetuskan apa yg dinamakan Golput atau Golongan Putih, yang merupakan tandingan Golkar yg dianggap membelokkan harapan awal Orde Baru buat membuat pemerintahan yg demokratis.
Belakangan Arief "mengasingkan diri" di Harvard & membawa gelar Ph.D. dalam ilmu sosiologi pula posting disertasi berkenaan kesuksesan pemerintahan sosialis Salvador Allende di Chili.
Kembali dari Harvard, Arief mengajar di UKSW (Kampus Kristen Satya Wacana) di Salatiga. Kala UKSW dilanda kemelut yg berkepanjangan lantaran pemilihan rektor yg dianggap tak adil, Arief laksanakan berakhir mengajar, dipecat & hasilnya hengkang ke Australia juga menerima penawaran jadi profesor di Kampus Melbourne. 
Terhadap bln Agustus 2006, dirinya menerima penghargaan Bakrie Award, program tahunan yg disponsori oleh keluarga Bakrie & Freedom Institute buat bagian penelitian sosial. 
Pasca kerusuhan Mei 1998, dgn istri Leila Ch. Budiman bermukim & mengajar di Kampus Melbourne, Australia. 

6.    Koentjaraningrat
Koentjaraningrat lahir di Yogyakarta tahun 1923. Beliau lulus Sarjana Sastra Bahasa Indonesia Universitas Indonesia pada tahun 1952. mendapat gelar MA dalam antropologi dari Yale University (Amerika Serikat) tahun 1956, dan gelar Doktor Antropologi dari Universitas Indonesia pada tahun 1958. Sebelum menjalani pensiun tahun 1988, ia menjadi gurubesar Antropologi pada Universitas Indonesia. Beliau pernah pula menjadi gurubesar luar biasa pada Universitas Gajah Mada, Akademi Hukum Militer, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan pernah diundang sebagai gurubesar tamu di Universitas Utrecht (Belanda), Universitas Columbia, Universitas Illinors, Universitas Ohio, Universitas Wisconsin, Universitas Malaya, Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales di Paris, dan Center for South East Asian Studies, Universitas Kyoto. Penghargaan ilmiah yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Utrecht (1976) dan Fukuoka Asian Cultural Price (1995).
Menurut beliau, dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia, kita belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih dapat memilih serta mengkombinasikan berbagai unsur dari aliran yang paling sesuai yang telah berkembang di negara-negara lain, dan diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain Atlas Etnografi Sedunia, Pengantar Antropologi, dan Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Irian Barat.

7.    Mochtar Naim
Lahir di Nagari Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 25 Desember 1932; yakni antropolog & sosiolog Indonesia. Tidak Hanya sbg sosiolog terkenal, Mochtar Naim tampil kemuka yang merupakan ahli Minangkabau. Dalam sekian banyak seminar & tulisan-tulisannya, Mochtar kerap membagi budaya Nusantara pada dua gagasan aliran. Polarisasi budaya yg digambarkan Mochtar ialah ide budaya yg bercirikan sentrifugal yg diwakili oleh budaya m(Minangkabau), berlawanan bersama gagasan budaya sentripetal-sinkretis yg diwakili oleh budaya J (Jawa). 
Beliau menamatkan studi sarjananya ke tiga kampus sekaligus, Kampus Gadjah Mada, PTAIN, & Kampus Islam Indonesia, yg kesemuanya di Yogyakarta. Selanjutnya studi masternya dilanjutkan di Kampus McGill, Montreal. Melengkapi jenjang pendidikannya, Mochtar membawa gelar PhD-nya di University of Singapore. 
Mochtar tertulis sbg pendiri Fakultas Sastra Kampus Andalas, 1980, & sejak itu dia jadi dosen sosiologi kampus yg sama. Sebelum itu dia sempat duduk yang merupakan Direktur Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Kampus Hasanuddin di Makassar, & Direktur Center for Minangkabau Studies, Padang.


TOKOH-TOKOH POLITIK

1.    Abraham Lincoln
Ia dikenal sebagai Mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-16 yang menghapus perbudakan di Amerika. Ia menjabat sejak 4 Maret 1861 hingga ia dibunuh, namun ia sangat dicintai oleh rakyatnya karena mempertahankan persatuan bangsa, dan menghapuskan perbudakan. Abraham Lincoln lahir di Kentucky, AS, di mana ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Ia telah kehilangan ibunya sejak usia dini, kemudian ayahnya menikah lagi. Namun Lincoln dan saudara perempuannya sangat mencintai ibu tirinya itu. Lincoln cilik tumbuh menjadi pemuda jangkung dan tegap. Pakaiannya selalu tak pernah tampak pas. Lengan bajunya selalu terasa pendek dan celananya selalu menggantung diatas mata kaki. Bila diamati, sepertinya ia tak pantas menjadi orang besar di kemudian hari, yang ternyata terwujud.
Pertama kali Lincoln menyaksikan Perbudakan, adalah ketika ia menyewa kapal angkut untuk membawa muatan menuju New Orleans di tahun 1828. Kemudian, ketika ia mengunjungi kota itu untuk ke dua kalinya, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia harus menghapus praktik perbudakan ini.
Lincoln tidak mengikuti pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat belajar membaca dan menulis sampai berhasil menjadi seorang pengacara. Meskipun kadang-kadang dia dianggap sebagai seorang ‘homo’ oleh para tetangga karena tingkah dan cara berpakaiannya, namun ia cukup supel kepada warga sekitar. Ini semata-mata karena ia memiliki rasa humor yang menonjol dan selalu membuat orang lain gembira. Cinta pertamanya jatuh pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak tetangga pemilik losmen di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar Lincoln terjun ke dunia politik.

2.    Karl Marx
Karl Max adalah tokoh dunia dalam bidang filsafat dan idiologi politik dari Jerman. Lahir di kota Trier Jerman tahun 1818. Idiologi komunis  gagasannya di anut Lenin, yang menyebarkannya diberbagai penjuru dunia. Pendidikan tinggi diperolehnya dari universitas Bohn untuk bidang hukum, kemudian pindah ke Universitas Jena untuk ilmu filsafat sampai mendapat gelar Doktor. Pandangan politik Karl mark terkenal radikal hingga ia banyak mendapat tentangan, dan ancaman yang membuatnya berkelana ke Paris. Di Paris ia bertemu Frederich Engels (seorang yang berpadangan politik serupa). Hubungan keduanya sangat erat terutama dalam pandangan politik dan karya-karya tulis yang dihasilkan.
Setelah beberapa waktu tinggal di Paris, Mark kemudian pindah ke Brussel (Belgia) hingga tahun 1847 menerbitkan karya besarnya berjudul Kemiskinan filsafat (The poverty of philosophy). Setahun kemudian ia bersama Friederich Engels menerbitkan buku paling populer Communist Manifesto. Mark kemudian hidup berpindah-pindah lagi akibat ajaran dan idiologi kontroversialnya. Setelah di usir dari Brussel, kembali lagi ke Prancis tepatnya di kota Cologne, kemudian menetap di London hingga meninggal. Marx banyak menulis buku tentang ekonomi dan politik di London antara lain Das Kapital, terbit di tahun 1867. Namun saat Marx meninggal tahun 1883, Jilid kedua dari buku tersebut belum selsesai yang kemudian disusun dan diterbitkan oleh Engels dengan berpedoman pada naskah dan draft yang ditinggalkan Marx.
Marx merumuskan dasar teoritis idiologi Komunisme. Jika di ukur dari perkembangan idiologi komunisme yang berkembang pada abad 20 hingga memunculkan Negara-negara adidaya berhaluan komunis, tidak disangsikan bahwa pengaruh Marx sangat besar hingga pantas jika ia dimasukkan dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Setelah satu abad sesudah Marx meninggal, jumlah manusia yang sudah terpengaruh oleh idiologi komunis mendekati angka 1,3 milyar. Jumlah penganut ini lebih besar dari jumlah penganut ideologi mana pun sepanjang sejarah.
Komunisme di masa kini memfokuskan gerakannya pada empat prinsip yaitu:
1)      Sangat sedikit orang kaya yang hidup dalam kemewahan berlimpah, sedangkan jutaan kaum pekerja yang teramat hidup dalam kesengsaraan.
2)      Untuk menghapus ketidakadilan ini adalah dengan melaksanakan sistem sosialis, yaitu sistem di mana alat produksi dikuasai negara dan bukannya oleh pribadi swasta.
3)      Pada umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.
4)      Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx. Sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai "diktatur proletariat." Sementara itu, lamanya masa berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari langkah-langkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx. Namun tidak dipungkiri bahwa Lenin tidak hanya menganggap dirinya pengikut ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah-artikan dan ditafsirkan lain, tapi hal semacam ini juga berlaku pada ajaran Yesus atau Buddha atau Islam. Andaikata semua politik dasar pemerintah Tiongkok maupun Uni Soviet bertolak langsung dari hasil karya tulisan Marx, dia akan peroleh tingkat urutan lebih tinggi dalam daftar buku ini.
Di bidang ekonomi, teori Marxis panyak dipandang keliru. banyak dugaan-dugaan Marx terbukti meleset. Marx meramalkan dalam negeri-negeri kapitalis kaum buruh akan semakin melarat seiring perkembangan waktu. Ramalan ini jelas tidak terbukti. Marx juga memperhitungkan bahwa kaum menengah akan disapu dan sebagian besar orang-orangnya akan masuk ke dalam golongan proletar dan hanya sedikit yang bisa bangkit dan masuk dalam kelas kapitalis. Ini pun jelas tak pernah terbukti. Marx juga tampaknya percaya, meningkatnya mekanisasi akan mengurangi keuntungan kaum kapitalis, kepercayaan yang bukan saja salah tapi sekaligus juga tampak tolol. Tapi, terlepas apakah teori ekonominya benar atau salah, semua itu tidak ada sangkut-pautnya dengan pengaruh Marx. Arti penting seorang filosof terletak bukan pada kebenaran pendapatnya tapi terletak pada masalah apakah buah pikirannya telah menggerakkan orang untuk bertindak atau tidak. Diukur dari sudut ini, tak perlu diragukan lagi Karl Marx punya arti penting yang luar biasa hebatnya.

3.     Winston Churchill
Sir Winston Leonard Spencer Churchill lahir pada tanggal 30 November 1874 dan wafat tanggal 24 Januari, 1965. Dia adalah tokoh politik dan pengarang dari Inggris yang paling dikenal sebagai Perdana Menteri Britania Raya sewaktu Perang Dunia Kedua. Peranannya sebagai ahli strategi, orator, diplomat dan politisi terkemuka menjadikan Churchill salah satu dari tokoh paling berpengaruh di sejarah dunia. Pada tahun 1953, Churchil dianugrahkan penghargaan Nobel di bidang literarur karena sumbangan yang ia berikan dalam buku-buku karangannya mengenai bahasa inggris dan sejarah dunia. Nama keluarga Churchill yang sebenarnya adalah Spencer-Churchill (karena ia mempunyai hubungan darah dengan keluarga Spencer), tetapi dimulai dengan ayahnya, Lord Randolph Churchill, seluruh keluarganya mulai menggunakan nama keluarga Churchill.

4.    Soekarno
Tidak salahnya saya menempatkan Bung Karno di urutan pertama dan alsannyapun sudah sangat jelas. Seperti kita ketahui bersama, Bung Karno merupakan tokoh proklamator Indonesia yaitu orang yang pertama mengumumkan berakhirnya penjajahan Jepang atas Indonesia pada tahun 1945 tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Bung Karno bersama-sama Bung Hatta dan tokoh lainya merupakan tokoh yang terkenal pada zaman kemerdekaan  Indonesia.
Setelah proklamasi Bung Karno menjadi pemimpin Indonesia sebagai presiden yang  pertama kalinya. Era kepemimpinan Bung Karno, Indonesia dikenal sebagai Negara anti barat. Saat itu sebagai presiden, Bung Karno berhasil mengangkat martabat Indonesia di mata dunia. Pernah suatu ketika Indonesia keluar dari keanggotaan PBB karena beberapa kebijakan PBB tidak sesuai hati nurani Bung Karno.
Kini Bung Karno telah lama pergi meninggalkan dunia dan meninggalkan tonggak sejarah yang tidak pernah bisa di lupakan. Rakyat Indonesia sudah sepatutnya berbangga karena memiliki tokoh yang luar biasa seperti Bung Karno.

5.    Mohammad Hatta
Inilah tokoh di balik layar dan di belakang Bung Karno. Bung Hatta setia mendampingi Bung Karno saat pertama proklamasi hingga menjadi wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Dunia harus mengakui kehebatan Indonesia di bawah kepemimpinan Bung Karno dan Bung Hatta. Bung Hatta banyak menghabiskan waktu di dalam negeri dan bekerja di balik layar. Dunia seakan lupa Indonesia mempunyai tokoh yang hebat dan luar biasa di dalam sosok Bung Hatta.

6.    Soeharto
Sebagai penerus tongkat kepemimpinan dari Bung Karno, Soeharto mempunyai tugas dan tanggung jawab besar untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang makmur. Di masa kepemimpinan Soeharto Indonesia dikenal sebagai pengekspor beras, hal ini karena program swasembada beras pemerintah berjalan dengan lancar. Hingga tahun 1998 Bapak Jenderal bintang lima  Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun lamanya memimpin Indonesia, alasannya karena polemik yang terjadi saat itu.

7.     B.J Habibie
Burhanuddin Jusuf Habibie atau yang kerap disapa Bapak B.J Habibie merupakan seorang putra Indonesia yang sukses mengharumkan nama Bangsa dan Negara di kancah dunia di bidang penerbangan. Mengenyam pendidikan di salah satu universitas terkemuka di Jerman, BJ Habibie menerapkan konsep ciptaannya di penerbangan (pesawat). Tidak ada saat itu ilmuan dan professor yang bisa mengerjakan hal yang sama seperti BJ Habibie.
Pasca pengunduran Soeharto, BJ Habibie menggantikannya untuk naik pangkat menjadi presiden Republik Indonesia yang ke tiga. Tidak lama masa BJ Habibie menjabat presiden yaitu selama dua tahun dan di gantikan oleh Gus Dur.
Sosok BJ Habibie yang terkenal dan hebat baik di dunia penerbangan dan tokoh politik diangkat ke Film layar lebar dengan judul Ainun dan Habibie. Film yang mengisahkan kehidupan BJ Habibie dengan istrinya sukses mencuri perhatian masyarakat. Setelah kepergian sang istri selamanya, kini BJ Habibie banyak menghabiskan masa tuanya di Jerman.


Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 3

SOSIOLOGI & POLITIK

DESAIN PEKERJAAN DAN ANALISIS PEKERJAAN