SOSIOLOGI & POLITIK
TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI
1. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Nama
panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; lahir di Montpellier,
Perancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada
umur 59 tahun). Auguste Comte sangat prihatin terhadap anarkisme yang merasuki
masyarakat saat berlangsungnya Revolusi Perancis. Oleh karena itu Comte
kemudian mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat
sosial untuk menandingi pemikiran
yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun
teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan untuk
kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan sosial. Aliran positivis
percaya akan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif
mengenai struktur sosial.
Sebagai usahanya, Comte
mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagai sosiologi. Comte
berupaya agar sosiologi meniru model ilmu alam agar motivasi manusia
benar-benar dapat dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru
ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika sosial (perubahan sosial).
Comte percaya bahwa
pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan
kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan
Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan
dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan
abstrak), hingga tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains).
Pandangan evolusioner ini mengasumsikan bahwa masyarakat, seperti halnya
organisme, berkembang dari sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui
sosiologi diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada
kehidupan sosial.
2. Emile Durkheim (1859-1917)
David Émile Durkheim (lahir 15 April 1859 – meninggal 15
November 1917 pada umur 59 tahun) dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi
modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa
pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu
sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
Untuk menjelaskan tentang
masyarakat, Durkheim berbicara mengenai kesadaran
kolektif sebagai kekuatan moral
yang mengikat individu pada suatu masyarakat. Melalui karyanya The Division of Labor in Society (1893). Durkheim mengambil pendekatan
kolektivis (solidaritas) terhadap pemahaman yang membuat masyarakat bisa
dikatakan primitif atau modern. Solidaritas itu berbentuk nilai-nilai,
adat-istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama dalam ikatan kolektif.
Masyarakat primitif/sederhana dipersatukan oleh ikatan moral yang kuat, memiliki hubungan yang jalin-menjalin sehingga
dikatakan memiliki Solidaritas
Mekanik. Sedangkan pada
masyarakat yang kompleks/modern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah menurun
karena terikat oleh pembagian kerja yang ruwet dan saling menggantung atau
disebut memiliki Solidaritas
Organik.
Selanjutnya dalam karyanya
yang lain The Role of Sociological
Method (1895),
Durkheim membuktikan cara kerja yang disebut Fakta
Sosial, yaitu fakta-fakta dari luar individu yang mengontrol individu untuk
berpikir dan bertindak dan memiliki daya paksa. Ini berarti struktur-struktur
tertentu dalam masyarakat sangatlah kuat, sehingga dapat mengontrol tindakan
individu dan dapat dipelajari secara objektif, seperti halnya ilmu alam. Fakta
sosial terbagi menjadi dua bagian, material (birokrasi dan hukum) dan nonmaterial (kultur
dan lembaga sosial).
Dua tahun kemudian melalui Suicide (1897),
Durkheim berusaha membuktikan bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial
(fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri. Dalam karya itu disimpulkan ada 4
macam tipe bunuh diri, yakni bunuh diri egoistik (masalah pribadi), altruistik (untuk
kelompok), anomik (ketiadaan kelompok/norma), dan fatalistik (akibat
tekanan kelompok). Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa faktor
derajat keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi sosial) sebagai faktor
kunci untuk melakukan bunuh diri.
3. Karl Marx (1818-1883)
Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 –
meninggal di London, Inggris, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang
filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Karl Marx melalui
pendekatan materialisme historis percaya bahwa penggerak sejarah
manusia adalah konflik kelas.
Marx memandang bahwa kekayaan dan kekuasaan itu tidak terdistribusi secara
merata dalam masyarakat. Oleh karena itu kaum penguasa yang memiliki alat
produksi (kaum borjuis/kapitalis) senantiasa terlibat konflik dengan kaum buruh
yang dieksploitasi (kaum proletar).
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas
mau tak mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan
pengejaran keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang
kehidupan. Segala sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit,
bahkan sekolah kini menjadi bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya
menentukan berapa banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang
dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonomi menentukan suprastruktur (kebudayaan,
politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi
Marxis menyimpulkan mengenai ide
pembaruan sosial yang telah
terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996:
50): semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua
perubahan sosial adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas
yang di dalamnya ekonomi adalah faktor dominan, perubahan dan perkembangan
sejarah tidaklah acak, tetapi dapat dilihat dari hubungan manusia dengan
organisasi ekonomi, individu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah
masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas premis-premis ilmiah
(materialisme historis), bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan
keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik,
manusia dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka
4. Selo Soemardjan
Bergelar komplit Kanjeng
Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan, terlahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915
& wafat di Jakarta terhadap 11 Juni 2003 kepada usia 88 thn ini dikenal
juga sebagai Bpk sosiologi Indonesia. Tidak Sedikit sekali buku acuan sosiologi
& anthropologi Indonesia bersumber atau berpegangan kepada buku-buku ia.
Nama Selo Soemardjan demikian kenthal dalam ingatan beberapa orang yg sempat
menuntut ilmu ilmu sosial & kebudayaan di Indonesia.
Dirinya yaitu pendiri
sekaligus Dekan mula-mula Fakultas Ilmu Wawasan Kemasyarakatan (sekarang
FISIP-UI).
Dirinya dikenal teramat
patuh aturan & senantiasa berikan teladan konkret. Dirinya orang yg tak
menyukai memerintah, namun berikan teladan. Hidupnya lurus, bersih, &
sederhana. Dia tokoh yg memerintah bersama teladan, layaknya disampaikan
pembisnis berhasil Soedarpo Sastrosatomo. Menurut Soedarpo, integritas itu
serta yg menciptakan mendiang Sultan Hamengku Buwono IX berpesan terhadap
putranya, Sultan Hamengku Buwono X supaya senantiasa mendengarkan & meminta
nasihat terhadap Selo jika berkaitan persoalan sosial kemasyarakatan.
Dirinya orang yg tak
sempat berakhir berpikir & bertindak. Beliau dibesarkan di lingkungan
abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden
Tumenggung Padmonegoro, ialah petinggi tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta.
Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- demikian nama aslinya-mendapat pendidikan
Belanda.
Nama Selo ia peroleh
sesudah jadi camat di Kab Kulonprogo. Ini memang lah trick kusus Sultan
Yogyakarta membedakan nama petinggi cocok daerahnya masing-masing. Kala
menjabat camat inilah dia merasa memulai kariernya sbg sosiolog. "Saya
yakni camat yg mengalami penjajahan Belanda, masuknya Jepang, dilanjutkan
bersama era revolusi. Masalahnya tidak sedikit sekali," katanya sebuah
dikala sama seperti ditulis Kompas. Pengalamannya sbg camat menciptakan Selo
jadi peneliti yg bisa menyodorkan alternatif pemecahan beraneka ragam persoalan
sosial dengan cara jitu. Ini pun yg membedakan Selo bersama peneliti lain.
Juga Sebagai ilmuwan,
karya Selo yg telah dipublikasikan ialah Social Changes in Yogyakarta (1962)
& Kegiatan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo
berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir dia menerima Anugerah Hamengku
Buwono (HB) IX dari Kampus Gadjah Mada (UGM) kepada puncak peringatan Dies
Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam wujud piagam,
lencana, & banyaknya duit.
5. Arief Budiman
Tidak Sedikit yg tak tahu
bahwa Arief Budiman merupakan kakak kandung dari Soe Hok Gie yg wafat dunia
yang merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Lahir di Jakarta, 3 Januari
1941, dilahirkan dgn nama Soe Hok Djin, yaitu satu orang aktivis demonstran
Angkatan '66 dengan bersama adiknya, Soe Hok Gie. Terhadap dikala itu beliau
tetap jadi mahasiswa Fakultas Psikologi Kampus Indonesia di Jakarta. Ayahnya
seseorang jurnalis yg bernama Soe Lie Piet.
Sejak periode
mahasiswanya, Arief telah aktif dalam kancah politik Indonesia, dikarenakan
dirinya ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan kepada th 1963 yg menentang
kegiatan LEKRA yg dianggap memasung kreativitas kaum seniman.
Kendati ikut melahirkan
Orde Baru, Arief bersikap amat kritis kepada politik pemerintahan di bawah
Soeharto yg memberangus oposisi & seterusnya diperparah bersama praktik-praktik
korupsinya. Kepada pemilu 1973, Arief & kawan-kawannya mencetuskan apa yg
dinamakan Golput atau Golongan Putih, yang merupakan tandingan Golkar yg
dianggap membelokkan harapan awal Orde Baru buat membuat pemerintahan yg
demokratis.
Belakangan Arief
"mengasingkan diri" di Harvard & membawa gelar Ph.D. dalam ilmu
sosiologi pula posting disertasi berkenaan kesuksesan pemerintahan sosialis
Salvador Allende di Chili.
Kembali dari Harvard,
Arief mengajar di UKSW (Kampus Kristen Satya Wacana) di Salatiga. Kala UKSW
dilanda kemelut yg berkepanjangan lantaran pemilihan rektor yg dianggap tak
adil, Arief laksanakan berakhir mengajar, dipecat & hasilnya hengkang ke
Australia juga menerima penawaran jadi profesor di Kampus Melbourne.
Terhadap bln Agustus 2006,
dirinya menerima penghargaan Bakrie Award, program tahunan yg disponsori oleh
keluarga Bakrie & Freedom Institute buat bagian penelitian sosial.
Pasca kerusuhan Mei 1998,
dgn istri Leila Ch. Budiman bermukim & mengajar di Kampus Melbourne,
Australia.
6. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat lahir di
Yogyakarta tahun 1923. Beliau lulus Sarjana Sastra Bahasa Indonesia Universitas
Indonesia pada tahun 1952. mendapat gelar MA dalam antropologi dari Yale
University (Amerika Serikat) tahun 1956, dan gelar Doktor Antropologi dari
Universitas Indonesia pada tahun 1958. Sebelum menjalani pensiun tahun 1988, ia
menjadi gurubesar Antropologi pada Universitas Indonesia. Beliau pernah pula
menjadi gurubesar luar biasa pada Universitas Gajah Mada, Akademi Hukum Militer,
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan pernah diundang sebagai gurubesar tamu di
Universitas Utrecht (Belanda), Universitas Columbia, Universitas Illinors,
Universitas Ohio, Universitas Wisconsin, Universitas Malaya, Ecole des Hautes
Etudes en Sciences Sociales di Paris, dan Center for South East Asian Studies,
Universitas Kyoto. Penghargaan ilmiah yang diterimanya adalah gelar Doctor
Honoris Causa dari Universitas Utrecht (1976) dan Fukuoka Asian Cultural Price
(1995).
Menurut beliau, dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia, kita belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih dapat memilih serta mengkombinasikan berbagai unsur dari aliran yang paling sesuai yang telah berkembang di negara-negara lain, dan diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain Atlas Etnografi Sedunia, Pengantar Antropologi, dan Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Irian Barat.
Menurut beliau, dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia, kita belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih dapat memilih serta mengkombinasikan berbagai unsur dari aliran yang paling sesuai yang telah berkembang di negara-negara lain, dan diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain Atlas Etnografi Sedunia, Pengantar Antropologi, dan Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Irian Barat.
7. Mochtar Naim
Lahir di Nagari Sungai
Penuh, Kerinci, Jambi, 25 Desember 1932; yakni antropolog & sosiolog
Indonesia. Tidak Hanya sbg sosiolog terkenal, Mochtar Naim tampil kemuka yang
merupakan ahli Minangkabau. Dalam sekian banyak seminar &
tulisan-tulisannya, Mochtar kerap membagi budaya Nusantara pada dua gagasan
aliran. Polarisasi budaya yg digambarkan Mochtar ialah ide budaya yg bercirikan
sentrifugal yg diwakili oleh budaya m(Minangkabau), berlawanan bersama gagasan
budaya sentripetal-sinkretis yg diwakili oleh budaya J (Jawa).
Beliau
menamatkan studi sarjananya ke tiga kampus sekaligus, Kampus Gadjah Mada,
PTAIN, & Kampus Islam Indonesia, yg kesemuanya di Yogyakarta. Selanjutnya
studi masternya dilanjutkan di Kampus McGill, Montreal. Melengkapi jenjang
pendidikannya, Mochtar membawa gelar PhD-nya di University of Singapore.
Mochtar
tertulis sbg pendiri Fakultas Sastra Kampus Andalas, 1980, & sejak itu dia
jadi dosen sosiologi kampus yg sama. Sebelum itu dia sempat duduk yang
merupakan Direktur Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Kampus Hasanuddin
di Makassar, & Direktur Center for Minangkabau Studies, Padang.
TOKOH-TOKOH POLITIK
1. Abraham Lincoln
Ia dikenal sebagai Mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-16 yang menghapus perbudakan di Amerika. Ia
menjabat sejak 4 Maret 1861 hingga ia dibunuh, namun ia sangat dicintai oleh
rakyatnya karena mempertahankan persatuan bangsa, dan menghapuskan perbudakan.
Abraham Lincoln lahir di Kentucky, AS, di mana ayahnya bekerja sebagai tukang
kayu. Ia telah kehilangan ibunya sejak usia dini, kemudian ayahnya menikah
lagi. Namun Lincoln dan saudara perempuannya sangat mencintai ibu tirinya itu.
Lincoln cilik tumbuh menjadi pemuda jangkung dan tegap. Pakaiannya selalu tak
pernah tampak pas. Lengan bajunya selalu terasa pendek dan celananya selalu
menggantung diatas mata kaki. Bila diamati, sepertinya ia tak pantas menjadi
orang besar di kemudian hari, yang ternyata terwujud.
Pertama kali Lincoln
menyaksikan Perbudakan, adalah ketika ia menyewa kapal angkut untuk membawa
muatan menuju New Orleans di tahun 1828. Kemudian, ketika ia mengunjungi kota
itu untuk ke dua kalinya, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia harus
menghapus praktik perbudakan ini.
Lincoln tidak mengikuti
pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat belajar membaca dan menulis
sampai berhasil menjadi seorang pengacara. Meskipun kadang-kadang dia dianggap
sebagai seorang ‘homo’ oleh para tetangga karena tingkah dan cara
berpakaiannya, namun ia cukup supel kepada warga sekitar. Ini semata-mata
karena ia memiliki rasa humor yang menonjol dan selalu membuat orang lain
gembira. Cinta pertamanya jatuh pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak
tetangga pemilik losmen di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar
Lincoln terjun ke dunia politik.
2. Karl Marx
Karl Max adalah tokoh
dunia dalam bidang filsafat dan idiologi politik dari Jerman. Lahir di
kota Trier Jerman tahun 1818. Idiologi komunis gagasannya di anut
Lenin, yang menyebarkannya diberbagai penjuru dunia. Pendidikan tinggi
diperolehnya dari universitas Bohn untuk bidang hukum, kemudian pindah ke
Universitas Jena untuk ilmu filsafat sampai mendapat gelar Doktor. Pandangan
politik Karl mark terkenal radikal hingga ia banyak mendapat tentangan, dan
ancaman yang membuatnya berkelana ke Paris. Di Paris ia bertemu Frederich
Engels (seorang yang berpadangan politik serupa). Hubungan keduanya sangat erat
terutama dalam pandangan politik dan karya-karya tulis yang dihasilkan.
Setelah beberapa waktu
tinggal di Paris, Mark kemudian pindah ke Brussel (Belgia) hingga tahun 1847
menerbitkan karya besarnya berjudul Kemiskinan filsafat (The poverty of
philosophy). Setahun kemudian ia bersama Friederich Engels menerbitkan buku
paling populer Communist Manifesto. Mark kemudian hidup berpindah-pindah lagi
akibat ajaran dan idiologi kontroversialnya. Setelah di usir dari Brussel,
kembali lagi ke Prancis tepatnya di kota Cologne, kemudian menetap di London
hingga meninggal. Marx banyak menulis buku tentang ekonomi dan politik di
London antara lain Das Kapital, terbit di tahun 1867. Namun saat Marx meninggal
tahun 1883, Jilid kedua dari buku tersebut belum selsesai yang kemudian disusun
dan diterbitkan oleh Engels dengan berpedoman pada naskah dan draft yang
ditinggalkan Marx.
Marx merumuskan dasar
teoritis idiologi Komunisme. Jika di ukur dari perkembangan idiologi komunisme
yang berkembang pada abad 20 hingga memunculkan Negara-negara adidaya berhaluan
komunis, tidak disangsikan bahwa pengaruh Marx sangat besar hingga pantas jika
ia dimasukkan dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Setelah satu
abad sesudah Marx meninggal, jumlah manusia yang sudah terpengaruh oleh
idiologi komunis mendekati angka 1,3 milyar. Jumlah penganut ini lebih besar
dari jumlah penganut ideologi mana pun sepanjang sejarah.
Komunisme di masa kini
memfokuskan gerakannya pada empat prinsip yaitu:
1)
Sangat sedikit orang kaya yang hidup dalam kemewahan berlimpah,
sedangkan jutaan kaum pekerja yang teramat hidup dalam kesengsaraan.
2)
Untuk menghapus ketidakadilan ini adalah dengan melaksanakan
sistem sosialis, yaitu sistem di mana alat produksi dikuasai negara dan bukannya
oleh pribadi swasta.
3)
Pada umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan
sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.
4)
Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis harus diatur oleh
kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari ide pertama
sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx. Sedangkan ide keempat berasal dari
gagasan Marx mengenai "diktatur proletariat." Sementara itu, lamanya
masa berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari
langkah-langkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx. Namun tidak
dipungkiri bahwa Lenin tidak hanya menganggap dirinya pengikut ajaran Marx, tapi
dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Begitu juga terjadi
pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide
Marx mungkin sudah disalah-artikan dan ditafsirkan lain, tapi hal semacam ini
juga berlaku pada ajaran Yesus atau Buddha atau Islam. Andaikata semua politik
dasar pemerintah Tiongkok maupun Uni Soviet bertolak langsung dari hasil karya
tulisan Marx, dia akan peroleh tingkat urutan lebih tinggi dalam daftar buku
ini.
Di bidang ekonomi, teori
Marxis panyak dipandang keliru. banyak dugaan-dugaan Marx terbukti meleset.
Marx meramalkan dalam negeri-negeri kapitalis kaum buruh akan semakin melarat
seiring perkembangan waktu. Ramalan ini jelas tidak terbukti. Marx juga
memperhitungkan bahwa kaum menengah akan disapu dan sebagian besar
orang-orangnya akan masuk ke dalam golongan proletar dan hanya sedikit yang
bisa bangkit dan masuk dalam kelas kapitalis. Ini pun jelas tak pernah
terbukti. Marx juga tampaknya percaya, meningkatnya mekanisasi akan mengurangi
keuntungan kaum kapitalis, kepercayaan yang bukan saja salah tapi sekaligus
juga tampak tolol. Tapi, terlepas apakah teori ekonominya benar atau salah,
semua itu tidak ada sangkut-pautnya dengan pengaruh Marx. Arti penting seorang
filosof terletak bukan pada kebenaran pendapatnya tapi terletak pada masalah
apakah buah pikirannya telah menggerakkan orang untuk bertindak atau tidak.
Diukur dari sudut ini, tak perlu diragukan lagi Karl Marx punya arti penting
yang luar biasa hebatnya.
3. Winston Churchill
Sir Winston Leonard
Spencer Churchill lahir pada tanggal 30 November 1874 dan wafat tanggal 24
Januari, 1965. Dia adalah tokoh politik dan pengarang dari Inggris yang paling
dikenal sebagai Perdana Menteri Britania Raya sewaktu Perang Dunia Kedua.
Peranannya sebagai ahli strategi, orator, diplomat dan politisi terkemuka
menjadikan Churchill salah satu dari tokoh paling berpengaruh di sejarah dunia.
Pada tahun 1953, Churchil dianugrahkan penghargaan Nobel di bidang literarur
karena sumbangan yang ia berikan dalam buku-buku karangannya mengenai bahasa
inggris dan sejarah dunia. Nama keluarga Churchill yang sebenarnya adalah
Spencer-Churchill (karena ia mempunyai hubungan darah dengan keluarga Spencer),
tetapi dimulai dengan ayahnya, Lord Randolph Churchill, seluruh keluarganya
mulai menggunakan nama keluarga Churchill.
4. Soekarno
Tidak salahnya saya
menempatkan Bung Karno di urutan pertama dan alsannyapun sudah sangat jelas.
Seperti kita ketahui bersama, Bung Karno merupakan tokoh proklamator Indonesia
yaitu orang yang pertama mengumumkan berakhirnya penjajahan Jepang atas Indonesia
pada tahun 1945 tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Bung Karno bersama-sama Bung
Hatta dan tokoh lainya merupakan tokoh yang terkenal pada zaman kemerdekaan
Indonesia.
Setelah proklamasi Bung
Karno menjadi pemimpin Indonesia sebagai presiden yang pertama kalinya.
Era kepemimpinan Bung Karno, Indonesia dikenal sebagai Negara anti barat. Saat
itu sebagai presiden, Bung Karno berhasil mengangkat martabat Indonesia di mata
dunia. Pernah suatu ketika Indonesia keluar dari keanggotaan PBB karena
beberapa kebijakan PBB tidak sesuai hati nurani Bung Karno.
Kini Bung Karno telah lama
pergi meninggalkan dunia dan meninggalkan tonggak sejarah yang tidak pernah
bisa di lupakan. Rakyat Indonesia sudah sepatutnya berbangga karena memiliki
tokoh yang luar biasa seperti Bung Karno.
5. Mohammad Hatta
Inilah tokoh di balik
layar dan di belakang Bung Karno. Bung Hatta setia mendampingi Bung Karno saat
pertama proklamasi hingga menjadi wakil presiden Republik Indonesia yang
pertama. Dunia harus mengakui kehebatan Indonesia di bawah kepemimpinan Bung
Karno dan Bung Hatta. Bung Hatta banyak menghabiskan waktu di dalam negeri dan
bekerja di balik layar. Dunia seakan lupa Indonesia mempunyai tokoh yang hebat
dan luar biasa di dalam sosok Bung Hatta.
6. Soeharto
Sebagai penerus tongkat
kepemimpinan dari Bung Karno, Soeharto mempunyai tugas dan tanggung jawab besar
untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang makmur. Di masa kepemimpinan
Soeharto Indonesia dikenal sebagai pengekspor beras, hal ini karena program
swasembada beras pemerintah berjalan dengan lancar. Hingga tahun 1998 Bapak
Jenderal bintang lima Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun lamanya
memimpin Indonesia, alasannya karena polemik yang terjadi saat itu.
7. B.J
Habibie
Burhanuddin Jusuf Habibie
atau yang kerap disapa Bapak B.J Habibie merupakan seorang putra Indonesia yang
sukses mengharumkan nama Bangsa dan Negara di kancah dunia di bidang
penerbangan. Mengenyam pendidikan di salah satu universitas terkemuka di
Jerman, BJ Habibie menerapkan konsep ciptaannya di penerbangan (pesawat). Tidak
ada saat itu ilmuan dan professor yang bisa mengerjakan hal yang sama seperti
BJ Habibie.
Pasca pengunduran
Soeharto, BJ Habibie menggantikannya untuk naik pangkat menjadi presiden
Republik Indonesia yang ke tiga. Tidak lama masa BJ Habibie menjabat presiden
yaitu selama dua tahun dan di gantikan oleh Gus Dur.
Sosok BJ Habibie yang
terkenal dan hebat baik di dunia penerbangan dan tokoh politik diangkat ke Film
layar lebar dengan judul Ainun dan Habibie. Film yang mengisahkan kehidupan BJ
Habibie dengan istrinya sukses mencuri perhatian masyarakat. Setelah kepergian
sang istri selamanya, kini BJ Habibie banyak menghabiskan masa tuanya di
Jerman.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar