LATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM


1.      Tujuan pelatihan dan pengembangan
Menurut Mariot Tua Efendi H latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.
Tujuan diselenggarakan pelatihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuannya sebagai berikut :
1)      Meningkatkan produktivitas,
2)      Meningkatkan mutu tenaga kerja,
3)      Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM,
4)  Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari   program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik,
5)      Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik,
6)      Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, dan
7)      Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht).

Adapun perbedaan Tujuan antara pelatihan dan pengembangan secara umum :
1)      Pelatihan
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka pendek. Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
2)      Pengembangan
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang. Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana. Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.

2.      Kapan pelatihan diperlukan?
Training atau pelatihan atau Learning adalah kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan baik dalam kelas maupun diluar kelas pada seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk menghilangkan GAP atau perbedaan antara kemampuan yang sekarang dimiliki dengan kemampuan standard yang ditetapkan. Proses pelaksanaannya ialah mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti standard acuan tertentu atau prosedur sehingga menjadi kebiasaan yang pada hasilnya nanti terlihat adanya perubahan, perbaikan ditempat kerja.
Banyak cara orang dalam belajar untuk memahami sesuatu. Pertama ialah belajar sendiri tanpa didampingi instruktur atau mentor dengan cara membaca buku dan dokumen tertentu, memutar video ataupun melalui internet. Kedua ialah belajar dengan disertai instruktur dilakukan di Kelas (in-door), di tempat kerja atau On Job Training (OJT) ataupun diluar ruangan kelas (out door) semisal kegiatan out bound training. Ketiga ialah mencoba melakukan sendiri di tempat kerja baik dengan tanpa instruktur, in-door maupun out-door.
Adapun mengapa pelatihan penting sekali kita lakukan dalam sebuah perusahaan atau dalam sebuah pekerjaan karena ada beberapa hal yang memang perlu dan penting kita ketahui dalam kegiatan tersebut, yaitu :
1)        Karena karyawan tidak mempelajari hal-hal yang sesuai kehendak kita,
2)   Mereka tidak mempelajari cara-cara yang terbaik yang kita kehendaki dalam melaksanakan tugas, dan
3)        Mereka perlu diingatkan setiap saat tentang cara kerja dan sikap prilaku yang benar.

Kemudian pelatihan tidak serta merta dilakukan setiap saat, pelatihan dilakukan bila :
1)        Adanya karyawan baru,
2)        Adanya penerapan sistem dan teknologi baru,
3)        Prestasi kerja dibawah standar,
4)        Perlu mengadakan penyegaran, dan
5)        Rencana perluasan organisasi.
Manfaat pelatihan baik bagi karyawan maupun perusahaan, yaitu :
1.        Bagi karyawan
1)      Mengurangi waktu yang digunakan untuk belajar,
2)      Pengetahuannya naik juga keterampilannya,
3)      Meningkatkan rasa percaya diri,
4)      Meningkatkan kepuasan kerja, dan
5)      Lebih termotivasi untuk meraih prestasi.
2.        Bagi perusahaan
1)      Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil,
2)      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja,
3)      Meningkatkan produktivitas kerja,
4)      Mengurangi biaya karena waktu yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan,
5)      Meningkatkan mutu hasil kerja,
6)      Meningkatkan keuntungan,
7)      Mempunyai karyawan yang senantiasa termotivasi dan merasa memiliki perusahaan sehingga membantu peningkatakan image positif perusahaan.

3.      Jenis program pelatihan dan pengembangan
Sebuah perusahaan yang hebat tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang hebat pula. Pada masa sekarang ini, persaingan bisnis semakin ketat, maka produktivitas SDM harus ditingkatkan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Untuk itu, program pelatihan dan pengembangan SDM harus dilaksanakan agar dapat mengatasi permasalahan ini. Berikut adalah beberapa jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang bisa Anda lakukan.
1)      Skill Training (Pelatihan Keahlian)
Pelatihan keahlian atau skill training merupakan jenis pelatihan yang sering dilakukan pada setiap perusahaan. Program skill training relatif sederhana seperti menilai kebutuhan atau kekurangan dan kemudian diidentifikasi melalui penilaian yang teliti.

2)      Retraining (Pelatihan Ulang)
          Pelatihan ulang atau retraining yaitu memberikan keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Melalui hal ini, karyawan dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan.
3)      Cross Functional Training
        Cross functional training atau pelatihan lintas fungsional adalah pelatihan yang melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang ditugaskan.
4)      Team Training (Pelatihan Tim)
             Pelatihan tim dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5)      Creativity Training
          Pelatihan kreativitas atau creativity training yaitu pelatihan dengan memberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan pada nilai rasional. Gagasan tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.
Itu adalah beberapa jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang bisa Anda lakukan. Dengan melakukan pelatihan dan pengembangan secara berkala, Anda dapat memastikan bahwa SDM yang Anda miliki memiliki kualitas yang semakin baik. Dengan kualitas SDM yang semakin baik, perusahaan Anda dapat semakin maju dan berkembang.
4.      Orientasi pekerja baru
Proses rekruitmen yang panjang dan lama, serta cukup costly tentu tidak ingin menjadi sia-sia. Saat kamu telah selektif memilih karyawan, namun mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan, tentunya akan membuat mereka tidak dapat perform dengan efektif. Maka dari itu, setiap perusahaan harus melakukan proses orientasi bagi karyawan baru. Orientansi karyawan adalah proses menyediakan karyawan baru informasi-informasi yang secara ideal harus diketahui oleh karyawan, terutama latar belakang perusahaan, yang dapat membantu menumbuhkan engagement karyawan baru pada perusahaan.
Setidaknya ada empat tujuan orientasi yang perlu HR ketahui, yaitu :
1)        Membuat karyawan baru merasa diterima dan menjadi bagian dalam tim,
2)      Memastikan karyawan baru memiliki informasi dasar agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik,
3)   Membantu karyawan baru mengerti organisasi secara luas (misalnya visi, misi, kultur, dan value perusahaan), dan
4)        Membantu karyawan tersebut dalam memulai bersosialisasi di perusahaan.
Lamanya proses orientasi karyawan tergantung pada seberapa lama perusahaan membutuhkan waktu untuk melakukan orientasi. Perusahaan biasanya akan memberikan informasi mengenai benefitkaryawan, kebijakan perusahaan, rutinitas karyawan sehari-hari, struktur organisasi, dan fasilitas tur keliling kantor untuk berkenalan dengan rekan kerja selama orientasi.

5.      Pelatihan dan tahap2nya
Pelatihan dapat mempengaruhi kinerja karyawan, bahkan melebihi dari penilaian dan feedback yang diberikan kepada karyawan. Ada lima tahap proses pelatihan yang bisa diterapkan oleh perusahaan (tahapan tersebut biasa disingkat menjadi “ADDIE”):
1)        Analysis :Pada tahap ini, HR harus menganalis kebutuhan pelatihan disesuaikan dengan kompetensi karyawan. Namun perlu diperhatikan, bahwa pelatihan dibuat bertujuan untuk rencana strategis (jangka panjang) atau rencana saat ini (current).
2)    Design : Desain berarti merencanakan program pelatihan secara keseluruhan, termasuk objektif, metode penyampaian, dan evaluasi program.
3)    Develop : Tahapan ini, berarti membuat instruksi atau arahan. Dalam hal ini HR perlu membuat konten dan materi program pelatihan, mendesain bagaimana metode instruksional yang spesifik (apakah dengan lecturecase study, atau Web), memikirkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelatihan (iPad atau slide).
4)      Implementation : Tahap implementasi, HR harus mengembangkan prosedur untuk melatih fasilitator dan karyawan. Prosedur untuk fasilitator mencakup kurikulum pelatihan, metode pelatihan yang digunakan, dan sistem pengujian. Sedangkan prosedur untuk karyawan mencakup persiapan karyawan saat menggunakan alat pelatihan (penggunaan iPad atau PC).
5)     Evaluation : Evaluasi menjadi tahapan yang penting bagi HR. Karena pada tahan inilah HR dapat melihat bagaimana hasil dari pelatihan yang diberikan kepada karyawan. Mengukur hasil dari pelatihan dapat dilakukan dengan dua cara :
a.   Time Series : Perbandingan performance karyawan sebelum dan setelah program pelatihan.
b.    Controlled Experimentation : Perbandingan performance pada karyawan yang tidak mendapat pelatihan dengan  yang sudah mendapat program pelatihan.
Bagi karyawan baru, orientasi saat awal masuk kerja sangatlah penting untuk mengarahkan dirinya dalam beradaptasi dan mengerjakan pekerjaan. Sedangkan program pelatihan dapat mendorong karyawan mengasah kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan dan strategi perusahaan. Tidak ada salahnya perusahaan mulai mengeluarkan budget khusus untuk meningkatkan skill dari talent terbaiknya. Seperti sekarang ini, peningkatan skill yang diberikan oleh perusahaan menjadi salah satu faktor penentu engagement karyawan pada perusahaan. Pasalnya, bagi generasi Millennials semakin tinggi tantangan dan semakin banyak kesempatan yang diberikan oleh perusahaan untuk mengolah kemampuan karyawan, akan semakin meningkatkan engagement karyawan generasi Millennials pada perusahaan.

6.      Pelatihan formal dan non formal
1)      Pelatihan Formal
Pelatihan formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulum-silabus yang sudah ada. Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benar-benar berkaitan dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan.
Metode pelatihan formal :
1.        Belajar mandiri
2.        Metode belajar dikelas/ceramah
3.        Pelatihan ditempat kerja ( on the job training)
4.        Unjuk kerja
5.        Simulasi
6.        Sistem magang
7.        Pelatihan vestibule
8.        Bermain peran
9.        Telaah kasus
10.    Pelatihan laboratorium

2)      Pelatihan Non Formal
Pelatihan nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakan pelatihan yang berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk  meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

7.      Pelatihan supervisor, Pengembangan team dan pengembangan organisasi
Para manager dan supervisor organisasi bertanggung jawab tidak hanya bagi kinerja mereka sendiri, tetapi juga bagi kinerja dari para pekerjanya sendiri. Akibatnya tujuan dari pelatihan supervisi adalah untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan pengawasan atau supervisi dan manajemen supaya membantu menejemen kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manager dan supervisor agar bekerja lebih baik dan tangkas.
Ada dua jenis pelatihan, yaitu: organizaton development (OD) dan sensitivity training.
1)      Organization development
Yaitu para manager dan supervisor tidak hanya bertanggung jawab pada pelatihan terhadap para pegawai secara perorangan untuk meningkatkan keteramplan kerja mereka, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas hubungan kerja dari para pegawai.
Ciri-ciri organization development :
1.        Change oriented
2.        Action oriented
3.        Aimed at employees
2)      Sensitivity training
Yaitu hubungan-hubungan kerja dalam kelompok kecil dan action research yang didasarkan pada pengumpulan data dan pengumpanya kembali kepada para peserta guna memampukan mereka untuk merubah perilakunya sendiri. Organisasi development memusatkan diri pada variable-variable proses yang terdiri dari manusiawi ketimbang dari hasil kerja itu sendiri.

8.      Pengembangan sdm
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) diterjemahkan dari bahasa Inggris “Human Resources Development (HRD).” Instilah ini dibangun dari 2 (dua) konsep yaitu pengembangan dan Sumber daya manusia. Pengembangan adalah suatu proses aktif untuk merubah suatu keadaan ke keadaan yang lain yang lebih baik. Apa yang dimaksud dengan suatu keadaan mungkin berhubungan dengan manusia (pegawai) atau pun organisasi. Naddler dan Wiggs (1986) mengatakan “Aktifitas pengembangan tidak berkaitan dengan pekerjaan, tetapi berorientasi pada pertumbuhan, baik personil atau pun organisasi.”
Sementara itu, apa yang dimaksud dengan “Sumber Daya Manusia” adalah semua orang (baik pimpinan, staff, atasan, bawahan, pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan sebagainya) yang tergabung dalam organisasi yang dengan peran dan sumbangannya masing-masing mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Kini SDM diberi arti tidak hanya terbatas pada siapapun yang berkerja didalam organisasi, melainkan termasuk juga orang-orang lain yang sebenarnya tidak secara langsung terkait dengan pekerjaan sehari-hari didalam organisasi, misal : istri-istri dan suami-suami pegawai, rekanan bisnis, atau bahkan konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan PSDM adalah Proses merubah SDM yang dimiliki organisasi, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain yang lebih baik.

9.      Pengembangan sdm melalui diklat : Penugasan, mutasi/promosi, GKM, waskat
Pengembangan SDM melalui Diklat
Dari sudut pandang langsung organisasi, pengembangan seseorang di tempat kerja dapat membantunya lebih kompeten melakukan pekerjaan. Ini akan makin meningkatkan mutu produktivitas diri produktivitas organisasi. Pengembangan SDM yang ada jauh lebih murah daripada merekrut dan mendidik pegawai baru, investasi pengembangan SDM akan mengurangi biaya operasi organisasi dan mampu menghasilkan kepuasan masyarakat yang lebih besar. Mengapa pelatihan dan pengembangan SDM begitu penting? Jawaban yang paling sederhana adalah jika organisasi pemerintah tidak mengembangkannya, maka organisasi akan kehilangan potensi pegawainya.
Organisasi yang tidak memberi harapan bagi orang-orang yang mempunyai keterampilan kemungkinan hanya akan memiliki pegawai yang tidak terampil dan tidak dapat diandalkan. Dalam kata-kata yang lebih positif, organisasi yang berkembang adalah organisasi yang pengembangan SDM nya terus menerus.
Strategi yang dapat ditempuh dalam pembinaan pengembangan SDM aparatur dimulai dari pengkajian kebutuhan  diklat (need assesment) untuk suatu program, persiapan dan pelaksanaan pendidikan, evaluasi pasca pelatihan, pemberdayaan serta dukungan anggaran yang memadai.
1)      Pengembangan Melalui Penugasan
Untuk mengembangkan potensi pegawai melalui penugasan pada jabatan-jabatan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Disamping itu bagi para pegawai juga diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan.
Apabila pegawai dilatih dan selama proses latihan atau pengembangan, pegawai diberitahu atau ditambah pengetahuannya bagaimana cara terbaik dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau kegiatan tertentu. Bila cara terbaik untuk mengerjakan sesuatu itu benar-benar dikuasai oleh pegawai yang bersangkutan, maka dalam melaksanakan pekerjaan itu dia akan lebih efisien mengerjakannya jika dibandingkan dengan cara mengerjakannya sebelum ia mengikuti latihan yang bersangkutan.
Selanjutnya pegawai yang lebih trampil atau lebih mempunyai pengetahuan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan oleh pimpinan tidak perlu selalu mengawasinya. Jika pegawai dilatih atau dikembangkan yang salah satu tujuannya agar pimpinan dapat mengurangi pengawasannya terhadap pegawai tersebut.
Program-program pendidikan dan pengembangan SDM diarahkan pada pemeliharaan dan peningkatan kinerja pegawai. Program pendidikan adalah suatu proses yang di desain untuk memelihara ataupun meningkatkan kinerja pegawai. Program pengembangan adalah suatu proses yang didisain untuk mengembangkan kecakapan yang diperlukan bagi aktivitas kerja dimasa datang. Ada perbedaan pengertian antara peningkatan dengan pengembangan kinerja pegawai. Peningkatan mengacu pada kuantitas, yaitu meningkatnya kemampuan baru bagi pekerja.
2)      Pengembangan Melalui Mutasi/Promosi
Promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi ataupun instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah (swasta).
·           Dasar-dasar promosi :
Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karywan atau pegawai menurut Handoko (1999) adalah :
1.        Pengalaman (lamanya pengalaman kerja karyawan),
2.        Kecakapan (keahlian atau kecakapan), dan
3.        Kombinasi kecakapan dan pengalaman (lamanya pengalaman dan kecakapan).
·           Syarat-syarat promosi
Persyaratan promosi untuk setiap perusahaan tidak selalu sama tergantung kepada perusahaan/lembaga masing-masing.
3)      Pengertian Mutasi
Mutasi atau transfer menurut Wahyudi (1995) adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala.
·           Tujuan mutasi menurut Mudjiono (2000) adalah sebagai berikut :
1.        Untuk meningkatkan poduktivitas kayawan,
2.        Untuk menciptakan keseimbangan anatar tenaga kerja dengan komposisi pekejaan atau jabatan,
3.        Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan,
4.        Untuk menghilangkan rasa bosan/jenuh tehadap pekerjaannya,
5.        Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi,
6.        Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan terbuka, dan
7.        Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
·           Sebab-sebab dan alasan Mutasi
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi menurut Siswandi (1999) digolongkan sebagai berikut :
1.        Permintaan sendiri : Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atasa keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan organisasi.
2.        Alih tugas produktif (ATP) : Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinanan perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karywan yang bersangkutan ke jabatan atau pekerjannya yang sesuai dengan kecakapannya.
4)      Pengembangan Melalui Gugus Kendali Mutu
Pengertian GKM di dalam perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
·           Mutu usaha secara keseluruhan meliputi :
1.      Produk, biaya, waktu dan penyediaan,
2.      Keamanan, keselamatan dan kenyamanan kerja,
3. Metodologi kerja baik bagi kepentingan konsumen, maupun kepentingan pemerintah serta masyarakat pada umumnya, dan
4.   Karena masalah mutu secara keseluruhan akan tercermin pada semua segi dari suatu usaha, maka tiap perbaikan usaha, betatapun kecilnya akan merupakan sumbangan yang bermakna bagi upaya peningkatan mutu secara keseluruhan. GKM adalah kelompok yang ssemangat dan tekadnya sangat besar, tetapi sederhana ambisinya, mereka tidak ingin memaksakan diri untuk memecahkan masalah yang besar, melainkan :
a.      Masalah yang mereka alami sendiri secara nyata, dan
b.      Masalah yang berada dalam jangkauan kemampuan dan wewenangnya.
·         Sasaran Gugus Kendali Mutu :
1.    Meningkatkan kemampuan manajerial para karyawan operasional, agar tumbuh kebiasaan berpikir analitis.
2.   Mendorong setiap karyawan agar mampu memberikan sumbangan pikiran yg berkaitan dengan pengendalian mutu, sehingga tercipta lingk kerja dimana karyawan sadar akan mutu, permasalahan dan merasa berkepentingan untuk memperbaikinya.
3.    Meningkatkan moral karyawan dengan membuka kesempatan untuk berperan serta dalam mengembangkan mutu di unit kerjanya dengan didukung oleh pola hub karyawan dan atasan harmonis.
4.   Mengarahkan agar setiap karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk kerjasama kel yang dinamis dalam usaha untuk mencari pemecahan masalah dalam mutu pelayanan/produk/mutu kerja.
5)        Pengembangan Melalui Waskat
Untuk menciptakan pengendalian manajemen yang memadai, digunakan delapan unsur Waskat dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran satuan organisasi / kerja. Delapan unsur Waskat tersebut adalah pengorganisasian, personil, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, supervisi dan reviu intern. Pimpinan organisasi wajib melakukan evaluasisecara terus menerus terhadap pelaksanaan unsur Waskat dengan menggunakan beberapa metode seperti lembar periksa (checklist), jajak pendapat, bagan arus (flowchart) dan wawancara.

REFERENSI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI & POLITIK

TUGAS 3

DESAIN PEKERJAAN DAN ANALISIS PEKERJAAN